Komisaris Utama
Menyelesaikan pendidikannya di Unika Atmajaya dalam bidang Accounting pada tahun 1994.. Pada tahun 2014, menempuh pendidikan Executive programme in Leadership and General Management di Insead.
Mengawali karirnya sebagai Assistant Chief Accounting pada PT Safari Garmindo Indah (1990-1993), melanjutkan karirnya sebagai Senior Auditor pada KAP Drs. Johan, Malonda & Rekan (1993-1995). Pada tahun 1995-2006, menjabat sebagai Finance & Accounting Manager di PT Suluh Dwipantara, Finance Controller di PT Premas International di tahun 2006 hingga 2007, dan terakhir sebagai Finance Director di PT Cozmo Serviced Apartment sejak 2007 hingga saat ini.
Komisaris
Menyelesaikan pendidikannya di University of Reading dalam bidang Electronic Engineering pada tahun 1993. Pada tahun 2014, menempuh pendidikan Executive programme in Leadership and General Management di Insead.
Mengawali karirnya sebagai Business Manager di Digital Future (1997-1999), kemudian pada tahun 2002 hingga 2005 menjadi Chief Technology Officer di Spectranet Limited, General Manager Technical di Bharti Airtel Ltd (2005-2008), Chief Technology Officer di Spectranet Ltd A Shyam Group Company (2008-2012), CTO Business Solutions di Globacom (2012-2013). Dan terakhir menjabat sebagai Chief Operating Officer di Inventum Technologies Pvt Ltd (2013-2019).
Komisaris Independen
Menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Bandung Indonesia pada tahun 1992. Menjabat sebagai Direktur Marketing di PT Buana Talimas Textile (1998 – sekarang), Direktur Utama PT Karya Mitra Membangun (2012- sekarang), Direktur PT Indojaya Graha Buana (2014 – sekarang), Direktur Utama PT Borneo Nusantara Propertindo (2015 – sekarang), Direktur Operasional PT Bumipesona Citra Agung (2017 – sekarang), dan Direktur Utama PT Chandra Naya Pragita (2019 hingga sekarang).
The Board of Directors has performed its roles and responsibilities in accordance with its charter. The BoD is the company’s body who are responsible for managing the company in good faith and in accordance with the stated goals and objectives. They act prudently and professionally and in compliance with the Articles of Association, prevailing rules and regulations and the BoD Charter.
Currently, the companys’s BoD consists of seven members, one of whom is an independent director. The composition of the BoD is based on consideration of the company’s condition and members’ decision making effectiveness. They are appointed by considerations of expertise, integrity, leadership, experience, honesty, good conduct, as well as the dedication to promote and develop the Company.
The BoD is preparing a mechanism of self assessment to be a tool for assessing its own performance with a high level of accountability. With this mechanism, each member of the BoD is expected to improve their respective performance continuously.
Direktur Utama
Meraih gelar Master Degree dari University of Toledo, Toledo, Ohio, Amerika Serikat pada tahun 1993 dan gelar Bachelor Degree Jurusan Engineering dari National Tsing Hua University, Hsin Chum, Taiwan pada tahun 1989. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak Desember 2018. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris di PT Phintraco Sekuritas sejak November 2018. Sebelumnya pernah bekerja di PT Avrist Asset Manajemen sebagai Direktur Utama sejak tahun 2011-2017, PT Transasia Securities sejak 2003-2011, PT Jasnita Telekomindo Tbk sebagai Direktur sejak tahun 1998-2003, PT Transpacific Securindo sebagai Direktur sejak 1997-1998, Capelle Surjadinata & Setiawan sebagai Senior Financial Consultant sejak 1994-1997, Hualon Microelectronic Corp, Taiwan sejak 1989-1991.
Wakil Direktur Utama
Meraih gelar Sarjana dari Telkom University, Bandung pada tahun 1999. Fakultas Teknik Jurusan Sistim Informatika. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak 2016. Sebelumnya pernah bekerja di Perseroan sebagai Chief Operational Officer sejak tahun 2013-2016, General Manager Business Development sejak tahun 2008-2013, Project Manager sejak tahun 2005-2007, PT Swakarsa Bhakmi Mandiri Cargo sebagai IT Manager sejak tahun 2002-2005, Learnit Jakarta Training Centre sebagai Trainer/Associate Partner sejak tahun 2001-2002, PT Intershop Prima Centre sebagai System Analyst & Programmer sejak tahun 2000-2001 dan PT Bentang Informatika sebagai Programmer sejak tahun 1999-2000.
Direktur
Meraih gelar Bachelor of Engineering dari Nanyang Technological University pada tahun 2005. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak 10 Desember 2018. Sebelumnya pernah bekerja di Hoiio Pte Ltd, Hongkong sebagai Chief Operational Officer sejak tahun 2016-2018 dan Project Manager sejak tahun 2009-2011, Tyco Fire, Security &services Singapore sebagai IT Infrastructure Executive sejak tahun 2007-2009 dan LGA International Pte Ltd sebagai VoIP Engineer sejak tahun 2005-2007.
Direktur
Menyelesaikan pendidikannya di Universitas Diponegoro jurusan Industrial Engineering pada tahun 2016. Mengawali karirnya sebagai Business Development Associate di PT Karta Indonesia Global pada tahun 2017, National Project Manager di PT Karta Indonesia Global (2017-2018), Product Manager di PT Jasnita Telekomindo Tbk. (2018 - hingga saat ini), Head of Operation (2018 - 2019), Director di PT Karta Indonesia Global (2019 - sekarang), dan CEO di PT Smartology Karya Nusantara sejak Januari 2020 - hingga saat ini.
Transparency is a key principle of GCG, and we always aim to disclose information to the regulator and the public in accordance with the provisions of the prevailing rules and regulations. The Company has a Disclosure Committee to provide clear guidance on the disclosure of material information that can impact shareholder decisions. The committee has issued a disclosure information policy, available on the Company’s website.
The Disclosure Committee comprises the President Director, Vice President Director, Chief Finance Officer, Chief Legal Officer and Chief Operating Officer. It meets quarterly to discuss the corporate action plan and consider whether actions arising from it may have a potential impact on shareholders’ decision-making.
Material information disclosed by the Company is reported through IDX and OJK e-reporting, and is available on the Company’s website. Following the rapid popularity of social media, the Company additionally uses Facebook and Twitter to disclose material information.
Merupakan Risiko yang berkaitan dengan kehilangan yang terjadi akibat dari adanya kegagalan oleh penghentian prosedur, proses atau sistem dan kontrol bisnis. Untuk menjalankan aplikasi Jasnita Group di perangkat seluler (iOS dan Android, koneksi internet diperlukan. Secara umum, mitra bisnis Perusahaan kebanyakan berlokasi jauh dari kota, di mana koneksi internet sering terpengaruh. Jika interupsi internet sering terjadi, Perusahaan Partikel bisnis mungkin mengalami kesulitan dalam menawarkan produk-produk dalam aplikasi Jasnita Group.Jika hambatan terus berlanjut, ini akan mempengaruhi pendapatan yang dihasilkan oleh mitra bisnis Perusahaan yang pada akhirnya juga akan berdampak negatif terhadap kinerja Perusahaan.
Merupakan Risiko yang berkaitan dengan pencurian, fraud dan pembajakan komputer (computer hacking). Bisnis yang dijalani Perseroan berkaitan erat dengan data server dan cloud computing. Apabila terjadi kesalahan sistemik yang disebabkan karena lemahnya sistem enkripsi atau keamanan Perseroan, hal tersebut dapat menyebabkan kebocoran data dari klien dan pelanggan yang secara langsung akan mencoreng citra Perseroan di mata seluruh stakeholders-nya. Reputasi yang tercoren tersebut akan berimplikasi pada hilangnya marketshare dari Perseroan, yang secara langsung akan mempengaruhi pendapatan Perseroan.
Merupakan risiko yang disebabkan karena faktor eksternal baik yang terjadi secara alami (gempa bumi, tsunami, dll) maupun yang terjadi akibat ulah manusia (banjir, kebakaran, dan lain-lain). Munculnya bencana sebagai salah satu faktor yang force majeur dapat menyebabkan Perseroan terpaparkan pada penurunan level operasional Perseroan. Hal ini disebabkan karena apbaila terjadi bencana alam, Project-project yang dijalankan Perseroan dengan pihak pelanggan, baik swasta maupun pemerintah dapat menjadi terganggu. Adanya bencana alam akan memberikan dampak negatif bagi perekonomian nasional secara umum karena menghambat proses distribusi dan komunikasi. Hal inilah yang menyebabkan risiko bencana menjadi salah satu risiko operasional yang juga diperhitungkan oleh Perseroan.
Merupakan risiko yang timbul dari akibat adanya publikasi negatif terhadap kegiatan bisnis dan pengendalian intern yang dilakukan. Risiko ini dapat dikatakan sebagai risiko turunan yang terjadi akibat risiko-risiko lainnya. Bisnis yang dijalankan Perseroan berada pada sektor jasa. Artinya, Perseroan harus menjaga citra positif dalam rangkar menjaga hubungan positif dan kepercayaan dari pelanggan & klien-kliennya. Apabila terdapat publkasi negatif yang muncul sebagai akibat dari kelalaian dari Perseroan, sebagai contoh akibat dari hilangnya data klien. Perseroan akan terpaparkan pada risiko reputasi yang berpotensi menurunkan recurring income Perseroan di masa depan.
Merupakan risiko yang muncul akibat Persoran terlibat dalam bentuk kerja sama dengan pihak ketiga yang tidak efektif atau tidak efisien dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, ketidakpastian ini terjadi karena kesalahan dalam pemilihan mitra kerjasama, kesalahan dalam eksekusi, mengambil keuntungan yang berlebihan menyebabkan kehilangan mitra kerjasama. Kegiatan usaha Perusahaan bergantung pada mitra bisnis yang bekerja sama dengan Perusahaan. Perusahaan selalu melakukan kunjungan rutin ke setiap mitra bisnis Perusahaan sehubungan dengan pendidikan dan mendapatkan umpan balik terkait dengan produk Perusahaan. Kegagalan Perusahaan dalam melakukan kunjungan rutin ke mitra bisnis dapat mengurangi tingkat kepercayaan mitra bisnis terhadap Perusahaan, sehingga mitra bisnis tidak menggunakan produk Perusahaan dan pada akhirnya mempengaruhi pendapatan Perusahaan.
Salah satu risiko yang juga dihadapi oleh perseroan adalah Jasa Kontrak yang tidak diperpanjang. Perseroan berperan sebagai penyedia call center bagi beberapa institusi ternama seperti Bank Mandiri. Dan dalam hal ini, kontrak diperpanjang tiap bulan, yang artinya kontrak jangka pendek. Apabila mandiri memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya, maka perseroan akan kehilangan porsi pendapatan yang cukup signifikan. Meskipun,risiko ini terbilang kecil karena switching cost dari pelanggan untuk call center juga besar, hal ini tetap menjadi risiko bagi perseroan karena mempengaruhi kinerja perseroan dalam hal financial.
Perseroan memiliki ketergantungan terhadap pelanggan terbesarnya yakni VIAEight yang memberikan kontribusi pendapatan mencapai 50% dari total penjualan bersih Perseroan per 30 Oktober 2018. Apabila para pelanggan terbesar ini memutuskan kontraknya dengan Perseroan, dengan sendirinya akan memberikan dampak yang signifikan kepada kinerja keuangan Perseroan.
Perseroan mencatatkan saldo piutang yang nilainya mencapai 50% jatuh tempo per 31 Oktober 2018, dan dari nilai tersebut baru sebesar 30% yang berhasil didapatkan oleh perseroan. Hal ini menyebabkan perseroan terpaparkan pada risiko kolektabilitas piutang dan likuiditas mengingat terdapat utang-utang perseroan yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Dalam hal perseroan tidak berhasil merealisasikan sisa piutang menjadi kas, perseroan kan menderita kerugian finansial yang dampaknya cukup signifikan. Dengan kata lain, risiko ini dapat mempengaruhi performa dan kinerja keuangan Perseroan secara keseluruhan.
Merupakan risiko yang berkaitan dengan ketidakmampuan untuk merekrut, mempertahankan dan mengelola sumber daya manusia perusahaan, termasuk didalamnya risiko tidak adanya komunikasi yang baik, kepemimpinan dan memotivasi karyawan sehingga menyebabkan kegagalan untuk memaksimalkan dan mempertahankan produktivitas dan efisiensi organisasi dan perusahaan. Risiko Sumber Daya Manusia berdampak pada Aktivitas Operasional Perseroan. Kegagalan membina sumber daya manusia dapat menyebabkan turunnya tingkat produktivitas dan prestasi dari sumber daya manusia itu sendiri. Bahkan, demotivasi dari sumber daya manusia tersebut dapat memunculkan intensi negatif dari karyawan kepada Perseroan. Hal tersebut tentunya akan membawa dampak buruk bagi Perseroan, seperti menurunnya tingkat layanan yang diberikan hingga kebocoran data klien dan pelangggan.
Merupakan Risiko yang berkaitan dengan yang terjadi akibat operasi yang tidak efisien dan efektif dalam melakukan kerjasama dengan operator lokal atau interlokal yang mengakibatkan buruknya penyediaan jasa komunikasi end-to-end untuk traffic atau jalur tertentu. Risiko ini berdampak pada aktivitas operasional Perseroan Karen apabila interkoneksi ada problem dan klien tidak bisa menggunakan jasa Perseroan maka akan menurunkan kepuasan dari klien Perseroan.
Sekretaris
Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjadjaran pada tahun 2013. Sebelumnya pernah bekerja sebagai Asisten Deputi Direktorat Admin Sekretaris Perusahaan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. sejak 2013 hingga 2019. Ditunjuk sebagai Corporate Secretary Perusahaan berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Jasnita Telekomindo Tbk. No. 407/BOD/S-Kep-JT/VII/2019 tanggal 18 Juli 2019, yang telah dilaporkan ke OJK dan Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juli 2019.
Akuntan Publik
Jl. RS Fatmawati No. 99, Cilandak Barat, Jakarta Selatan
Telp: (021) 7669 525, (021) 7669 082
Konsultan Hukum
Office 8, 19th Floor
SCBD Lot 28, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Telp: (021) 29333133
Fax: (021) 29333132
Website: www.wsplaw.co.id
Notaris
Jl. Deplu Raya Nomor 16 A Pondok Pinang – Pondok Indah Jakarta Selatan 12330
Telp.: (021) 735 3907
Fax.: (021) 735 3893
Biro Administrasi Efek
Jl. Kirana Avenue III Blok F3 No.5 Kelapa Gading – Jakarta Utara 14250
Telp: (021) 2974 5222
Fax: (021) 2928 9961
E-Trade Building, 7th Floor
Jl. K.H. Wahid Hasyim no. 55
Jakarta - 10350, Indonesia
t. +62 21 - 2856 5288
corpsec@jasnita.co.id